(Dok/parentdish.co.uk)
Konsumsi keripik anak-anak di Inggris sudah mencapai tingkat berbahaya.
Mengunyah satu kantong keripik kentang tiap hari bak minum lima liter minyak goreng, menurut studi.
LONDON – Mungkin Anda menganggap remeh saran ini. Tetapi, bukti baru
mengungkapkan bahwa menyenangkan mulut dengan camilan renyah, seperti
keripik, bukan saja mendorong wabah obesitas dan penyakit jantung.
Konsumsi keripik berlebihan juga mengganggu perkembangan bayi yang belum
lahir dan berpotensi menyebabkan kanker pada orang dewasa.
Kebiasaan mengunyah makanan garing kini begitu populer di Inggris. Daily Mail
melaporkan, jajak pendapat yang digelar YouGov baru-baru ini, menemukan
bahwa sepertiga anak-anak Inggris makan keripik setiap hari. Duapertiga
anak Inggris lainnya menikmati penganan renyah ini beberapa kali dalam
sepekan. Bahkan, orang Inggris menghabiskan enam miliar kantong keripik
per tahun--setara dengan satu ton keripik setiap tiga menit atau hampir
100 kantong keripik per orang.
Mengemil satu kantong keripik setiap hari—seperti yang jadi kebiasaan
anak-anak Inggris sekarang—sama saja dengan minum hampir lima liter
minyak goreng per tahun. Ini belum termasuk limpahan lemak, gula, dan
garam dalam satu kantong keripik yang sudah jadi diet harian anak-anak
di Negeri Pangeran William itu.
Keripik memadati rak-rak di toko, supermarket, bioskop, hingga pom
bensin. Kemasannya yang warna-warni dengan gambar yang menggoda selera
membuat beberapa orang ketagihan, klaim Michael Moss dalam buku barunya:
“Salt, Sugar, Fat: How The Food Giants Hooked Us.”
Penyelidikan Moss mengungkapkan bagaimana raksasa pembuatan makanan
melakukan penelitian selama beberapa dekade untuk mengubah keripik dari
makanan ringan di era-70-an menjadi produk yang dirancang sebagai bom
cerdas bahan-bahan kimia yang tepat di pusat keinginan di otak. Alhasil,
setiap renyahan keripuk, langsung terasa garamnya. Ini efek yang oleh
industri garam disebut “ledakan rasa.”
Keripik modern juga sarat lemak yang memberikan sesuatu yang disebut
“mouthfeel” oleh industri makanan ringan. Yakni sensasi rasa dan aroma
yang terasa dan enak rasanya. Akibatnya, makan keripik modern seperti
kenikmatan yang Anda dapatkan ketika menggigit keju lengket.
Lemak tersebut terasa melalui saraf yang disebut trigeminal yang duduk
manis di atas dan di belakang mulut. Saraf ini mengirimkan informasi
yang menyentuh ke otak. Semakin enak dimulut, semakin ingin
mengunyahnya. Lemak yang dikombinasikan dengan garam dan gula alami
dalam tepung kentang melengkapi trio rasa yang secara alami didambakan
oleh otak, menurut Moss.
Tapi, sebenarnya senjata rahasia utama keripik saat ini adalah kerenyahan yang terasah secara ilmiah.
"Penelitian telah menemukan semakin garing keripik digigit, semakin Anda menyukainya," ujar Moss.
Dirancang agar Ketagihan
Ilmu pengetahuan kini mengungkapkan sejumlah ancaman yang lebih
berbahaya, terutama dari keripik. Produk industri raksasa ini telah
menjadi makanan renyah yang didamba. Keripik telah menjadi ‘titik
istirahat sempurna”.
Trik lain yang dipakai adalah produk sudah melewati lidah “pencicip
makanan”, seolah-olah bahan-bahan yang tertera di label benar-benar
sedikit sehingga tidak ada masalah jika disantap dalam jumlah
berlebihan. Inilah yang membuat jumlah pecinta keripik selaku melonjak.
Tapi, lemak, gula, dan garam yang membual dalam keripik yang berpotensi
mahal untuk kesehatan kita. Sejumlah penelitian membuktikan konsumsi
ketiga bahan tersebut meningkatkan risiko obesitas, hipertensi, diabetes
tipe 2, dan jantung koroner. Pada anak-anak, keseringan memenuhi mulut
dengan makanan renyah itu dapat membuat mereka sakit-sakitan seumur
hidup.
Di Amerika Serikat, keripik telah menjadi penyumbang terbesar epidemi obesitas, menurut penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine.
Dalam penelitiannya, Dr Dariush Mozaffarian menemukan, dari semua
makanan, keripik kentang yang paling menonjol. Ini bukan lantaran
keripik kentang mudah didapat dan lebih banyak membuat gemuk. Lebih jauh
lagi, menurut ahli jantung dan peneliti makanan itu, Anda secara fisik
mau dan mau lagi makan keripik kentang.
Berlebihan makan keripik bisa membuat anak sakit-sakitan seumur hidup/www.telegraph.co.uk.
Studi Dr Mozaffarian yang juga asisten profesor kedokteran dan
epidemiologi di Harvard Medical School menunjukkan kadar tinggi pati dan
karbohidrat olahan dalam satu kantong keripik ukuran besar dapat lebih
mengacaukan kadar glukosa dan insulin dalam darah. Ketidakseimbangan ini
“menyebabkan perasaan kurang kenyang, meningkatkan rasa lapar, dan
makan dalam jumlah yang lebih besar sepanjang hari.”
Akibatnya, Anda bisa sangat tergoda menyantap satu kantong lain, kata
Dr Mozaffarian, yang makan keripik “hanya satu atau dua kali per bulan,
dan dalam porsi kecil.”
Kadar insulin yang tinggi terkait dengan obesitas dan diabetes tipe 2.
Risiko bagi Bayi Belum Lahir
Asupan keripik secara signifikan bukan cuma menyebabkan
ketidakseimbangan tubuh bagi anak-anak dan orang dewasa, tetapi juga
berbahaya bagi bayi yang belum lahir.
Penelitian Inggris menunjukkan ibu hamil yang makan keripik dalam jumlah
besar dapat membahayakan keselamatan bayi seperti yang dilakukan ibu
yang merokok selama berbadan dua. Semua ini terjadi lantaran bahan kimia
beracun dalam makanan ringan yang disebut akrilamida. Zat ini tidak
berbau, hambar dan tak terlihat, tetapi dapat merusak DNA.
Akrilamida merupakan racun saraf yang pertama kali ditemukan dalam
industri plastik dan pencelupan. Sepuluh tahun silam, para ilmuwan
Swedia menemukan zat ini dalam jumlah yang signifikan dalam proses
pengolahan makanan, seperti keripik, yang dimasak pada suhu tinggi.
Sebuah studi yang digelar oleh Bradford Institute for Health Research,
baru-baru ini, menemukan hubungan antara tingginya tingkat paparan
akrilamida dan berat lahir rendah dan lingkar kepala pada bayi baru
lahir.
Penelitian yang merupakan bagian dari studi yang lebih besar di seluruh
Eropa ini memantau pola makan dari 186 perempuan hamil di Bradford.
Dalam jurnal Environmental Health Perspectives, peneliti
mengungkapkan bayi-bayi para ibu hamil tersebut memiliki tingkat
akrilamida tertinggi dari lima pusat studi Eropa yang dipelajari. Ini
dua kali lipat dari tingkat akrilamida di antara bayi Denmark. Sumber
terbesar akrilamida dari pada calon ibu di Bradford berasal dari
keripik.
Keripik dan akrilamida, “Keduanya menjadi ukuran kunci indikator risiko
terhadap kesehatan bayi," kata John Wright, ahli epidemiologi dan
konsultan kedokteran kesehatan masyarakat yang memimpin penelitian
Bradford. Duet itu terkait dengan masalah berikutnya seperti tertundanya
perkembangan otak dan sistem saraf, diabetes tipe 2, dan penyakit
jantung.
"Ketika Anda menambahkan kontaminasi akrilamida dengan jumlah lemak,
gula, dan garam dalam keripik, maka keripik memiliki tingkat racun yang
sama pada perempuan hamil yang merokok," kata Dr Wright.
Melihat bahayanya pada bayi yang baru lahir, Dr Wright menekankan
perlunya memberi peringatan kesehatan di setiap kantong keripik.
Studi tentang pengaruh akrilamida pada orang dewasa sedang berlangsung.
Sejauh ini, bukti-bukti yang ada telah mendorong International Agency
for Research on Cancer (lembaga antarpemerintah yang didirikan oleh
Badan Kesehatan Dunia) untuk menyebutkan pada label bahwa bahan kimia
itu “mungkin karsinogen—zat penyebab kanker--pada manusia.”
Pihak lembaga industri penganan renyah, Snack, Nut and Crisp
Manufacturers Association (Snacma), mengatakan sedang berusaha
mengurangi kadar akrilamida dalam keripik. Badan ini menambahkan,
anggota-anggotanya telah mengurangi kadar garam dalam produk mereka
sesuai dengan target pemerintah.
Berpotensi Menyebabkan ADHD
Bahaya lain bagi anak-anak akibat makan keripik secara berlebihan adalah, hiperaktif dan perilaku adiktif.
Pada Februari, sebuah penelitian laboratorium dalam jurnal Plos One melaporkan
bahwa ketika tikus diberi produk keripik komersial, otak mereka
menunjukkan perbedaan aktivitas dari biasanya. Ini muncul dalam
pemindaian dengan pencitraan berteknologi tinggi.
Studi menemukan areal otak tikus yang biasa terkait dengan tidur
mengalami gangguan, sedangkan daerah yang berhubungan dengan gerakan
tubuh menunjukkan aktivitas yang lebih signifikan dari biasanya, menurut
ahli kimia makanan di University of Erlangen-Nuremberg, Jerman.
Pada manusia, perubahan tersebut dapat menimbulkan perilaku hiperaktif.
Pemindaian otak juga mengungkapkan aktivitas tinggi di daerah yang
terkait dengan kelaparan. Stimulasi berlebihan di wilayah-wilayah otak
tersebut dikaitkan dengan hyperphagia, istilah klinis untuk
makan berlebihan yang abnormal, kata studi tersebut. Dengan kata lain,
dengan sifat itu mungkin membuat Anda makan lebih banyak keripik secara
keseluruhan.
Daerah lain di otak tikus yang mengalami rangsangan yang tidak normal
adalah yang berhubungan dengan sistem timbal balik otak dan dihubungkan
dengan perilaku adiktif.
Butuh uji klini pada manusia untuk mengkonfirmasi apakah efek pada tikus itu sama dengan yang terjadi manusia.
Selain itu, salah satu efek akibat konsumsi keripik berlebihan pada anak juga menyebabkan kerusakan gigi.
"Keripik adalah satu hal terburuk bagi gigi Anda, karena dapat menempel
di permukaan selama berjam-jam,” Dr Nigel Carter, Kepala Eksekutif
British Dental Health Foundation memperingatkan.
“Pada daftar bahan, kandungan gula tampaknya rendah. Tapi, daftar itu
hanya mengakui gula sederhana dan mengabaikan bentuk yang lebih
kompleks, seperti karbohidrat, yang terurai dalam mulut menjadi gula.”
Tergoda oleh Iklan Selebritas
Di antara sejumlah kerugian akibat konsumsi keripik berlebihan, tekanan
kepada anak untuk mengemil penganan renyah itu makin kencang dan
menakjubkan. Bulan silam, misalnya, para peneliti Universitas Liverpool
menemukan bahwa iklan keripik yang menggunakan tokoh terkenal ternyata
menempel secara abadi di otak anak muda.
Gary Lineker, bintang iklan keripik Walkers./www.independent.ie.
Peneliti menyebut “efek Gary Lineker”, presenter olahraga televisi dan
mantan pemain sepak bola Inggris yang menjadi ikon iklan Walkers Crisps
sejak 1995. Studi yang dilaporkan dalam Journal of Pediatrics,
melibatkan 181 anak berusia delapan hingga 11 tahun, yang diminta
menonton kartun yang disela oleh satu dari tiga iklan berbeda (salah
satunya iklan Walker yang didukung oleh Lineker) atau dengan rekaman
Lineker menyajikan Match Of The Day. Setelah itu anak-anak ditawarkan
mangkuk yang ditandai “keripik Walker” dan “keripik supermarket.”
Studi menemukan anak-anak yang menonton baik iklan Gary Lineker maupun
Lineker menyajikan pertandingan sepak bola, makan jauh lebih banyak
keripik Walker dibandingkan anak-anak yang sama sekali tidak pernah
menonton Lineker.
"Studi kami menunjukkan bahwa pengaruh selebriti meluas lebih jauh dari
yang diperkirakan,” Dr Emma Boyland, psikolog yang memimpin penelitian,
mengatakan.
Menggunakan figur terkenal sebagai iklan produk tersebut mendorong
anak-anak untuk lebih banyak menyantap keripik itu. Mereka bahkan tetap
makan keripik itu meski sang selebritas tidak sedang mempromosikan
produknya.
"Ketika negara menghadapi pertumbuhan epidemi obesitas, kita perlu
mengatur iklan makanan yang jauh lebih efektif," Dr Boyland menegaskan.
Namun, pihak Snacma mengatakan keripik yang mereka produksi tidak dipasarkan untuk anak-anak.
"Kami tidak mengiklankan itu untuk anak di bawah usia 16 tahun," menurut pihak Snacma.
Dengan demikian, tanggung jawab untuk menjaga anak-anak dari jerat candu
keripik tetap ada di tangan orang tua. Anak-anak tetap dapat menikmati
keripik dalam jumlah yang terkendali, sebut saja, hanya sekali atau dua
kali seminggu.
Gawatnya lagi, orang tua tampaknya jadi aktor utama yang mendorong
konsumsi keripik berlebihan. Paling tidak, orang tua sering mengemas
keripik (dan permen) dalam makan siang anak-anak. Ini tampak dalam
penelitian yang diterbitkan British Medical Journal pada 2010 yang
menemukan bahwa hanya satu dari sepuluh paket makanan yang memenuhi
standar yang sama seperti makanan sekolah. Sebagian besar paket makanan
berisi keripik atau permen.
Kini, konsumsi keripik anak-anak telah mencapai tingkat yang berbahaya.
Menempatkan peringatan pendek pada kemasan, dapat membuat orang tua
mengendalikan kegemaran pada keripik, tak peduli seberapa menggodanya
produsen mengemas produk kentang renyahnya.
SUMBER